Tuesday 15 April 2014

Catatan Seorang Pengangguran I

Hari ini tanggal 15, berarti sudah sebulan saya menyandang gelar sebagai seorang sarjana teknik dan menyandang gelar sebagai seorang penganggur. Menjadi seorang penganggur rasanya sangan tidak menyenangkan. Setidaknya itu yang saya alami dan saya rasakan sekarang ini, tidak tahu lagi kalau orang lain yang merasakannya. Rasa tidak enak, tidak nyaman itu berasal dari banyak hal, seperti : ketika pulang ke kampung, pasti banyak yang nanyain kerjaan dan saya hanya bisa tersenyum kecut, apalgi kalau pas ke kampus kebetulan ada tes kerjaan di kampus, kelihatan banget penganggurannya. cukup sampai disinilah keluh kesah sebagai penganggur, mending saya berbagi pemikiran dan semoga seorang penganggur ini bisa memberi inspirasi atau sebagai bahan bacaan gak penting di sela - sela waktu luang anda.


Masih hangat hangatnya kita bangsa indonesia menjalankan pesta demokrasi yaitu pemilu legislatif. Tetapi, apakah hal itu disebut pesta ketika pesta tersebut diwarnai dengan politik uang, aksi golput, bahkan pelaksana dari KPU dan KPPS di daerah banyak terjadi permasalahan - permasalahan yang seharusnya isa diminimalisir. Selain itu, untuk para caleg - caleg yang mencalonkan sebagai calon anggota dewan yang terhormat baik di pusat dan di daerah apakah mereka benar benar tulus untuk mwngaspirasikan keinginan rakyat kepada para eksekutiv atau cuma pengen mencicipi kursi empuk DPR dan mengambil jatah korupsi?

Lebih jauh dari itu, para elit partai sibuk sendiri dengan strategi pemenangan yang ujung - ujungnya jelas untuk bisa mengajukan calon presiden dari kalangan mereka sendiri. Dan yang pasti ujung dari itu semua adalah bagi - bagi kekuasaan di jajaran kursi menteri. kalau sudah seperti ini bisa dipastikan kejadian seorang menteri yang gak apal lagu kebangsaan bakalan terulang. Bukan gak apal lagu keangsaannya yang saya tekankan, tetapi kompetensi seorang menteri terhadap bidang yang diawahinya yang saya kahwatirkan tidak bisa dijalankannya dengan baik kalau yang memegang  jabatan itu adalah bukan seorang yang kompeten. 

Saya sendiri sebenarnya gak peduli siapa nanti yang akan duduk di DPR, di kursi presiden dan kursi menteri. Yang saya pedulikan adalah kinerja dari bapak - bapak dan ibu - ibu itu bisa dipertanggungjawabkan apa tidak. Sebenarnya juga saya juga tidak terlalu peduli dengan kinerja mereka, yang paling saya pedulikan adalah bagaimana mereka bisa mensejahterakan rakyat dan melakukan pemerataan pembangunan di daerah daerah.

Mungkin hanya sebatas ini saja yang bisa saya utarakan. Sebagai seorang penganggur hanya ini kontribusi yang bisa saya perbuat untuk membangun bangsa ini. mungkin memang kata - kata yang terakhir terlalu lebay. ha ha. Dan yang terakhir adalah  lyric dari bang Iwan "KALAU SAJA AKU BUKANLAH PENGANGGUR SUDAH KUPACARI KAU" untuk seseorang disitu.


Artikel menarik lainnya :

Nizar Aditya

About Nizar Aditya

I'm an Engineer, Writer and Dreamer