Thursday 17 April 2014

Catatan Seorang Pengangguran II

Lagu bang Iwan yang dirilis tahun 1981 yang berjudul Sarjana Muda terngiang - ngiang pilu di pikiranku. Seakan berkongsi dengan pikiranku, di RCTI tiap pagi diputar sinetron terbaik sepanjang masa si Doel anak sekolahan yang minggu - minggu ini sedang memutar episode yang sama dengan episode hidupku, yaitu pengangguran yang sedang mencari pekerjaan. Ditambah lagi sedang kubaca novel Padang Bulan karya Andrea Hirata dan sampai pada cerita Ikal manjadi seorang penganggur. Aih, apa arti ini semua? apa ini adalah salah satu pertanda nanti saya akan mendapatkan sesuatu yang besar seperti mereka. Aamiin.



Berbicara masalah pengangguran, di Brunei dan beberapa negara di eropa, pengagguran akan mendapatkan gaji untuk menyambung hidup agar para penganggur itu tidak menjadi gulma para orang produktiv. Betapa enaknya, kalau di Negeri ini diterapkan sistem seperti itu? Barangkali ini sudah pernah difikirkan oleh para pejabat kita terdahulu tentang menggaji para penganggur, tapi orang indonesia dasarnya memang pemalas  jadi pemerintah batal menerbitkan keijakan itu dari pada terjadi ledakan pengangguran masal di setiap daerah di republik ini, mungkin saja.

Saya kadang heran dengan demo yang ditujukan kepada pemerintah yang isinya meminta lapangan pekerjaan. Kalo pengen dapet pekerjaan dari pemerintah ya ikut tes CPNS, bukannya demo. Daripada demo gitu, mending ya bikin lapangan pekerjaan atau mencoba melamar ke tempat yang ,membutuhkan karyawan/ Atau seperti saya, rajin  memasukkan lamaran ke berbagai perusahaan dan menunggu panggilan, itu lebih mulia menurut saya. he he

Menunggu dan terus menunggu serasa di PHP oleh beberapa perusahaan yang telah melakukan beberapa test demi test namun tak satupun dari perusahaan itu memanggilku kembali untuk melakukan test lanjutan. Ini saya sebut sebagai tumbang di saat permulaan perang. Apa mungkin dari hasil psikotes yang telah saya jalani di beberapa perusahaan itu apakah mengindikasikan bahwa psikologi saya tidak cocok sebagai pegawai, sebagai bawahan? kalau memang seperti tiu, apakah saya tidak selayaknya melamar pekerjaan sehingga saya harus banting stir menjadi JOB CREATOR? Kita lihat saja nanti/


Artikel menarik lainnya :

Nizar Aditya

About Nizar Aditya

I'm an Engineer, Writer and Dreamer